RI-Inggris satukan kekuatan digital, termasuk tangkal dampak negatif AI

Berkaitan erat dengan tema kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Inggris.

Ardi Nugraha
A- A+
Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Wamenlu Parlemen Indo-Pasifik Inggris Catherine West di Kantor Kementerian Komdigi | @komdigi
Momentum peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Parlemen Indo-Pasifik Inggris, kedua negara resmi menjalin kemitraan strategis di bidang transformasi digital untuk menghadapi tantangan global, termasuk dampak negatif teknologi seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). 

Melalui Nota Kesepahaman yang ditandatangani di Jakarta, kolaborasi ini mencakup berbagai bidang penting, mulai dari peningkatan akses dan inklusi digital, penanganan misinformasi, hingga pengembangan infrastruktur digital. Inisiatif ini menjadi langkah maju dalam memperkuat kerja sama bilateral yang berfokus pada keberlanjutan, inovasi, serta kesiapan menghadapi era digital, sejalan dengan Visi Indonesia Digital 2045.

Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria menyatakan kemitraan itu mencakup kolaborasi dalam transformasi digital, peningkatan akses dan inklusi digital, penanganan misinformasi dan pemanfaatan teknologi terbaru seperti AI.
"Kemitraan strategis dengan Wakil Menteri Luar Negeri Parlemen Indo-Pasifik Inggris untuk memperdalam kolaborasi di sejumlah bidang-bidang yang penting bagi masa depan kedua negara yang mencerminkan kerja sama yang langgeng dan komitmen bersama kita untuk memajukan kepentingan bersama," jelasnya usai menandatangani Nota Kesepahaman dengan Wamenlu Parlemen Indo-Pasifik Inggris Catherine West di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2025).
Nezar Patria menjelaskan kesepakatan bersama tersebut, mencakup pertumbuhan berkelanjutan, pertahanan, serta adaptasi perubahan iklim. Bahkan secara khusus, berkaitan erat dengan tema kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Inggris.

"Ini juga membahas mengenai peningkatan akses dan inklusi digital, di mana Komdigi bertujuan menjembatani kesenjangan digital di Indonesia. Memungkinkan akses yang adil terhadap teknologi di seluruh wilayah dan komunitas," tuturnya.

Kedua pihak juga membahas kerja sama dalam penanganan misinformasi dan disinformasi di masyarakat. Menurut Nezar Patria, Indonesia telah menerapkan strategi komprehensif yang mencakup pendidikan, pemantauan konten, dan penegakan hukum untuk mengatasi tantangan penyebaran misinformasi dan disinformasi.

"Kami juga membahas penguatan kolaborasi AI dan teknologi baru seperti strategi AI nasional dan pedoman etika untuk AI di sektor bisnis," ujarnya.

Menurut Nezar Patria, Kementerian Komdigi juga membuka peluang dalam proyek bersama Inggris dalam investasi infrastruktur digital seperti Satelit Republik Indonesia (Satria)-2.

"Satelit Satria-2 direncanakan sebagai satelit kembar dengan kapasitas 300 Gbps, memerlukan perkiraan investasi konstruksi sekitar USD860 juta," ungkapnya

Wamen Nezar Patria juga mendorong kolaborasi dalam komunikasi strategis pemerintah yang berkaitan dengan keselamatan di ruang digital serta regulasi dan kerangka tata kelola digital.

"Bersama-sama, mari kita membangun kemitraan digital yang dinamis, yang tidak hanya menguntungkan kedua negara kita tetapi juga kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas dan sekitarnya," harapnya.

Lewat jalinan kemitraan kedua negara, Nezar Patria menyatakan Kementerian Komdigi akan mendorong transformasi teknologi digital sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi, kemajuan masyarakat dan kepemimpinan internasional. Menurutnya, hal ini sejalan dengan Visi Indonesia Digital (VID) 2045.

"Visi Indonesia Digital 2045 menguraikan peta jalan untuk membangun struktur digital yang kuat, ekonomi digital yang dinamis, tata kelola digital yang inklusif, dan masyarakat digital yang berdaya," tegasnya.
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
PRO
Berbasis data.
Paling diminati.

News Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun PRO untuk melihat dan berkomentar.



Terkini

Indeks