cover | @ist |
"Seruan untuk melakukan kekerasan dan propaganda terorisme tidak mendapat tempat di Telegram. Sejak tahun 2016, Telegram telah menerbitkan laporan transparansi harian tentang penghapusan konten terorisme. Upaya anti-terorisme Telegram diakui oleh Europol," keterangan Telegram di laman resminya, dikutip Minggu (5/1/2025).
Sejak tahun 2016, Telegram telah menerapkan langkah transparansi melalui laporan harian mengenai penghapusan konten terorisme. Laporan ini dirancang untuk memberikan gambaran jelas kepada publik tentang upaya Telegram dalam menjaga platformnya tetap aman.
Komitmen Telegram dalam memerangi terorisme tidak hanya diakui oleh penggunanya, tetapi juga oleh Europol, lembaga penegak hukum Uni Eropa. Pengakuan ini menunjukkan efektivitas langkah Telegram dalam menghadapi ancaman ekstremisme di platform digital.
Sejak tahun 2022, Telegram memperkuat upayanya melalui kemitraan dengan organisasi seperti ETIDAL, sebuah pusat global yang didedikasikan untuk memerangi ideologi ekstremis. Kolaborasi ini memberikan dampak signifikan dalam memerangi penyebaran konten terorisme.
Hasil dari kolaborasi dengan ETIDAL sangat luar biasa. Hanya dalam beberapa tahun, moderator Telegram berhasil menghapus lebih dari 100 juta konten terorisme yang beredar di platform. Hal ini menunjukkan efektivitas kerja sama tersebut dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman.
"Sejak tahun 2022, Telegram telah secara signifikan meningkatkan upaya melalui kemitraan dengan organisasi seperti ETIDAL (Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstremis). Melalui kolaborasinya dengan ETIDAL saja, moderator Telegram telah menghapus lebih dari 100 juta buah konten terorisme," jelasnya.
Langkah-langkah proaktif yang diambil Telegram, seperti memblokir komunitas terorisme dan menghapus konten berbahaya, mencerminkan tanggung jawab mereka terhadap keamanan global. Telegram menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang kuat dalam memerangi.
Dalam melaksanakan upaya moderasi, Telegram mengandalkan teknologi canggih dan tim moderator yang terlatih. Kombinasi ini memungkinkan mereka untuk mendeteksi dan menghapus konten berbahaya dengan cepat, sebelum dapat menyebar luas.
Telegram menegaskan bahwa seruan kekerasan dan propaganda terorisme tidak akan mendapat tempat di platform mereka. Kebijakan tegas ini menjadi landasan utama dalam menciptakan komunitas digital yang lebih sehat dan positif.
Laporan transparansi yang diterbitkan secara rutin oleh Telegram tidak hanya menjadi alat pemantauan, tetapi juga cara untuk membangun kepercayaan dengan pengguna. Dengan cara ini, Telegram menunjukkan bahwa mereka serius dalam menjaga keamanan platformnya.
Upaya Telegram dalam memerangi terorisme dapat menjadi contoh bagi platform lain di dunia digital. Dengan mengambil langkah serupa, perusahaan teknologi lainnya juga dapat membantu mencegah penyebaran ideologi ekstremis dan menciptakan dunia maya yang lebih aman untuk semua.