Tidak benar, situs BRI kena ransomware dan data nasabah bocor

Isu kebocoran data dari situs dengan domain ".onion" juga mengemuka, yang pada dasarnya merujuk pada domain di jaringan gelap.

Hardi Muttaqin
A- A+
Hoax | topik.id
Kelompok ransomware baru bernama "APT73" menarik perhatian dunia keamanan siber sejak kemunculannya pada pertengahan April 2024. Kelompok ini mendeklarasikan diri sebagai bagian dari Advanced Persistent Threat (APT).

Dari penelusuran topik.id, Kamis (19/12/2024) dini hari, kode APT73 istilah yang umumnya digunakan untuk menggambarkan kelompok peretas dengan kemampuan tinggi yang memiliki target jangka panjang. Berdasarkan penelitian, banyak informasi mengenai kelompok ini sebenarnya berasal dari kelompok ransomware terkenal lainnya, yakni LockBit.

Di tengah maraknya laporan terkait APT73, muncul informasi yang menyebutkan bahwa situs salah satu bank terbesar di Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI), telah disusupi ransomware, menyebabkan kebocoran data nasabah. Namun, BRI dengan tegas membantah kabar tersebut, memastikan bahwa sistem perbankannya tetap berjalan normal dan keamanan data nasabah terjaga.
"Kami memastikan bahwa saat ini data maupun dana nasabah aman. Seluruh sistem perbankan BRI berjalan normal dan seluruh layanan transaksi kami dapat beroperasi dengan lancar," jelas BRI dalam pernyataan resminya.
BRI menegaskan bahwa semua layanan mereka, mulai dari layanan digital seperti BRImo hingga transaksi melalui ATM dan CRM, beroperasi tanpa gangguan. Selain itu, bank ini menyatakan bahwa sistem keamanan teknologi informasi mereka memenuhi standar internasional dan secara rutin diperbarui untuk menghadapi berbagai ancaman dunia maya. Nasabah diminta untuk tetap tenang dan terus memanfaatkan layanan perbankan dengan kepercayaan penuh.

Hasil penelusuran dan url yang tidak aktif untuk membuktikan simple data yang bocor
Isu kebocoran data dari situs dengan domain ".onion" juga mengemuka, yang pada dasarnya merujuk pada domain di jaringan gelap (dark web). Meski demikian, BRI menjelaskan bahwa tidak ada bukti valid yang menunjukkan bahwa data mereka telah bocor atau terkompromikan. Selain itu, sejumlah domain terkait kelompok ransomware ini tidak dapat diakses, sehingga memperkuat dugaan bahwa informasi tersebut merupakan bagian dari disinformasi.

Sebagai lembaga keuangan yang melayani jutaan nasabah, BRI menyadari pentingnya menjaga kepercayaan publik. Mereka memastikan bahwa langkah-langkah proaktif telah diambil untuk melindungi data dan dana nasabah dari ancaman peretasan, termasuk potensi serangan dari kelompok ransomware seperti APT73.

"Nasabah tetap dapat menggunakan seluruh sistem layanan perbankan BRI, termasuk layanan perbankan digital seperti BRImo, QLola, ATM / CRM, dan layanan BRI lainnya seperti biasa dengan keamanan data yang terjaga," jelas BRI.

Nasabah juga diingatkan untuk tetap waspada terhadap potensi penipuan daring yang sering kali menyebar di tengah isu-isu sensasional seperti ini. Dalam banyak kasus, informasi yang tidak terverifikasi dapat menjadi alat bagi pihak tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan malware atau mencuri informasi pribadi.

Kepanikan sering kali menjadi tujuan utama dari disinformasi terkait keamanan siber. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memverifikasi setiap informasi yang diterima, terutama yang berkaitan dengan lembaga keuangan. BRI terus berkomitmen memberikan informasi yang transparan kepada publik untuk mencegah kekhawatiran yang tidak perlu.

APT73, sebagai kelompok ransomware baru, telah memicu perdebatan di kalangan pakar keamanan siber mengenai metode dan target mereka. Namun, untuk memahami bahwa tidak semua informasi yang beredar dapat diandalkan. Bahkan, keberadaan domain ".onion" yang disebutkan dalam laporan terkait sering kali sulit diverifikasi, karena banyak di antaranya tidak dapat diakses atau sudah tidak aktif.

BRI meminta nasabah untuk tidak khawatir terhadap isu-isu yang beredar. Mereka juga membuka kanal komunikasi resmi untuk menerima pertanyaan atau laporan terkait keamanan layanan perbankan. Melalui langkah ini, BRI menunjukkan keseriusannya dalam menjaga keamanan dan kenyamanan nasabah.

"BRI menegaskan bahwa sistem keamanan teknologi informasi yang dimiliki BRI telah memenuhi standar internasional dan terus diperbarui secara berkala untuk menghadapi berbagai potensi ancaman. Langkah-langkah proaktif dilakukan untuk memastikan bahwa informasi nasabah tetap terlindungi," tutup dari pernyataan resmi BRI itu.
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.

News Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.



Terkini

Indeks