cover | @interpol |
Kampanye Think Twice, yang mencakup serangkaian video pendek, berfokus pada lima ancaman daring yang sedang masif serangan ransomware, serangan malware, phishing, penipuan AI generatif, dan promosi percintaan.
"Penipuan canggih ini telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan serangan ransomware meningkat hingga 70 persen, dan serangan malware meningkat lebih dari 30 persen hanya dalam satu tahun terakhir, dengan sekitar 20 persen karyawan tanpa sadar menjalankan malware," keterangan resmi Interpol, dikutip Rabu (4/12/2024).
Seiring dengan semakin berkembangnya serangan phishing dan semakin sulit dideteksi, para penjahat juga memanfaatkan teknologi. Misalnya, mereka menggunakan AI generatif untuk membuat avatar manusia yang sangat realistis, menipu ribuan orang di seluruh dunia melalui manipulasi suara, gambar, dan teks.
"Penipuan yang memancing asmara juga meningkat, dengan penjahat dunia maya menggunakan profil daring palsu untuk membangun hubungan dan memperoleh kepercayaan, sebelum meminta uang," ungkap Interpol.
Kampanye Think Twice menyerukan kewaspadaan di dunia digital, menekankan pentingnya berhenti sejenak untuk berpikir, mempromosikan keputusan yang bijaksana, dan memberdayakan kesadaran keamanan siber.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Interpol Valdecy Urquiza mengatakan pihaknya menyaksikan penipuan dan penipuan daring semakin canggih dan berskala, sehingga menimbulkan ancaman.
"Seiring terus berkembangnya lanskap digital, kami menyaksikan penipuan dan penipuan daring semakin canggih dan berskala, sehingga menimbulkan ancaman bagi individu maupun organisasi. Keamanan siber merupakan tanggung jawab bersama dan melalui langkah-langkah proaktif, kita dapat membantu membangun dunia digital yang lebih aman dan terlindungi bagi semua orang," jelas Valdecy.
Kampanye kesadaran itu akan dilaksanakan dua minggu (3-19 Desember) berjalan terutama melalui saluran media sosial.
Kampanye ini menghimbau individu untuk menggunakan verifikasi langsung dan mempertimbangkan interaksi mereka dengan konten digital, terutama saat menemukan tautan atau informasi yang mencurigakan.
Tujuannya adalah untuk memberdayakan pengguna agar membuat pilihan yang tepat dan cermat saat daring, serta mengurangi risiko yang terkait dengan ancaman seperti phishing, malware, dan penipuan daring.