The Guardian angkat kaki dari medsos X milik Elon Musk: Beracun!

Keputusan ini diumumkan dengan alasan bahwa manfaat yang diperoleh dari kehadiran di X kini dinilai lebih kecil.

Ardi Nugraha
A- A+
cover | ist
Salah satu perusahan media berita terbesar dunia, The Guardian, resmi memutuskan untuk berhenti memposting konten di akun editorial resminya di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. 

Keputusan ini diumumkan dengan alasan bahwa manfaat yang diperoleh dari kehadiran di X kini dinilai lebih kecil dibandingkan dengan dampak negatifnya.
"Kami telah lama mempertimbangkan hal ini, terutama mengingat konten yang sering kali mengganggu di platform tersebut, termasuk teori konspirasi sayap kanan dan rasisme," tulis The Guardian dalam pengumumannya, dikutip Sabtu (23/11/2024).
Menurut mereka, kampanye pemilihan presiden AS saat ini semakin memperjelas bahwa X adalah platform yang dianggap “beracun.” Pemilik X, Elon Musk, dinilai telah menggunakan pengaruhnya untuk membentuk wacana politik secara signifikan.

Meski berhenti memposting, The Guardian menegaskan bahwa pengguna X masih dapat membagikan artikel mereka. Jurnalis The Guardian juga tetap akan menggunakan platform tersebut untuk keperluan pengumpulan berita, seperti halnya mereka menggunakan jejaring sosial lain yang tidak diikuti secara resmi oleh media ini.


Keputusan ini juga diambil karena The Guardian lebih memilih memusatkan sumber daya mereka untuk mempromosikan jurnalisme di platform lain, termasuk situs resmi mereka, theguardian.com. 

Media ini menegaskan bahwa mereka beruntung tidak bergantung pada konten viral atau algoritma media sosial untuk pendanaan, melainkan didukung langsung oleh pembaca mereka.

Bagi The Guardian, langkah ini adalah upaya untuk mengutamakan kualitas dan integritas jurnalisme di tengah tantangan dunia media sosial yang semakin kompleks. Pembaca yang ingin terus mendukung mereka dapat melakukannya melalui kontribusi sukarela mulai dari £1/$1.

Keputusan The Guardian ini menambah daftar panjang media yang mulai mempertimbangkan ulang peran media sosial dalam strategi distribusi konten. Hal ini menjadi sorotan khusus dalam era di mana media sosial menghadapi kritik terkait dampaknya pada masyarakat, politik, dan penyebaran informasi skala global
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.

Bisnis Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.



Terkini

Indeks