Iran berencana menempatkan satelit ke orbit geostasioner (pada ketinggian sekitar 36.000 kilometer) | ist |
Pakar antariksa Iran menyatakan bahwa salah satu perkembangan besar di masa depan di bidang penginderaan jarak jauh adalah meluasnya penggunaan kecerdasan buatan untuk meningkatkan kualitas citra satelit.
Selama beberapa dekade terakhir, Republik Islam Iran telah melakukan upaya ekstensif untuk mengembangkan teknologi luar angkasa dan satelit penginderaan jauh dan telah mmeraih pencapaian signifikan di bidang ini.
Melansir dari laman Parstoday melaporkan, Ahmad Soleimani, Pakar Teknologi Luar Angkasa Iran mengungkapkan beberapa bulan terakhir adalah penggunaan serius kecerdasan buatan (AI). ) di berbagai industri di Iran, di mana pemimpin Revolusi Islam, dalam pertemuannya baru-baru ini dengan para elit muda, menyebutkan masa depan di bidang ini sebagai salah satu prioritas.
"Salah satu masalah terpenting yang menarik perhatian banyak ahli dan pembuat kebijakan dalam beberapa bulan terakhir adalah penggunaan serius kecerdasan buatan (AI). ) di berbagai industri di Iran, di mana pemimpin Revolusi Islam, dalam pertemuannya baru-baru ini dengan para elit muda, menyebutkan masa depan di bidang ini sebagai salah satu prioritas terpenting negaranya," jelas Ahmad, dikutip Senin (1/11/2024).
"Kecerdasan buatan berpotensi menciptakan transformasi dalam industri luar angkasa dan dapat digunakan di berbagai bidang, termasuk pengelolaan dan analisis data satelit dalam jumlah besar, kontrol satelit yang akurat dan otomatis, perencanaan misi luar angkasa yang optimal, prediksi. dan pengurangan risiko peluncuran, pencitraan dan pencitraan di satelit. Selain itu, kecerdasan buatan juga memainkan peran penting dalam pengukuran dan pengembangan robot otomatis," tambahnya.
Meskipun terdapat pembatasan dan sanksi internasional, Republik Islam Iran telah mampu mencapai keberhasilan besar dalam pengembangan satelit penginderaan jauh dan satelit penelitian.
Satelit penelitian Chamran 1, yang dirancang dan dibangun oleh Iran Electronic Industries Space Group (Sairan) dengan kerja sama dan partisipasi dari Aerospace Research Institute dan perusahaan swasta berbasis pengetahuan Iran, diluncurkan pada 14 September 2024 oleh peluncur satelit Qaim 100 dan berhasil memasuki orbit. Ia ditempatkan 550 kilometer jauhnya. Informasi menjadi perhatian media internasional.
Satelit Khayyam juga merupakan salah satu satelit terbaru Iran yang memiliki kemampuan pencitraan presisi tinggi dan memungkinkan Iran memanfaatkan data penginderaan jauh untuk mengelola sumber daya alam, pertanian, dan memantau perubahan lingkungan.
Sebelumnya, satelit Navid diluncurkan pada tahun 1390 Hs dan dengan menggunakan teknologi lokal. Satelit ini menyediakan data penting tentang iklim dan vegetasi Iran.
Satelit Zafar juga memiliki kemampuan penginderaan jauh di bidang pertanian dan lingkungan hidup serta dapat berperan efektif dalam memantau bencana alam dan situasi lingkungan Iran.
Di sisi lain, satelit PARS 1 dan 2 adalah salah satu proyek yang sedang berkembang di Iran, yang dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan pengelolaan sumber daya alam, memantau lingkungan, dan membantu perekonomian pertanian Iran dengan pengumpulan data dan pencitraan multispektral.
Satelit-satelit dengan resolusi lebih tinggi dan akurasi pencitraan lebih tinggi ini dapat membantu Iran menjadi mandiri dalam mengelola sumber daya dan memantau perubahan lingkungan dan iklim.
Berdasarkan hal ini, Ahmad Soleimani menekankan meluasnya penggunaan kecerdasan buatan dalam industri luar angkasa Iran, dengan mengungkapkan, "Kecerdasan buatan dapat secara signifikan meningkatkan kecepatan dan keakuratan pengembangan teknologi luar angkasa," terangnya.