Google Asia Pasifik | @google |
"Yang kami lihat dari angka-angka yang meningkat ini adalah bahwa pertumbuhan dan profitabilitas dapat berjalan beriringan. Bisnis beradaptasi dengan tuntutan lanskap digital yang terus berkembang dan perubahan perilaku konsumen Asia Tenggara. Karena fokus bergeser dari pertumbuhan yang cepat ke profitabilitas yang berkelanjutan, inovasi terus berkembang," ungkap Sapna Chadha di laman resmi Google, Selasa (5/11/2024).
Kemajuan dalam e-commerce dan game.
Inovasi tersebut khususnya terlihat jelas dalam dua area: perdagangan video dan permainan seluler. Para kreator di Asia Tenggara telah membantu mendorong pertumbuhan e-commerce secara signifikan melalui penggunaan belanja langsung.
Faktanya, perdagangan video di kawasan tersebut menyumbang 20% dari total GMV e-commerce, yang telah tumbuh 15% sejak tahun lalu.
Dan dalam hal permainan, para pengembang di Asia Tenggara menguasai pangsa pasar permainan global yang sangat besar dengan 12%1dari semua unduhan game seluler global pada tahun 2024.
"Akibatnya, konten game melonjak, dengan lebih banyak kreator dan unggahan daripada kategori konsumen lainnya. Seperti yang ditunjukkan laporan tersebut, pengembang di kawasan ini membangun untuk audiens global," jelasnya.
Statistik profitability |
Pusat global untuk AI.
Laporan tahun 2024 menunjukkan bukti kuat tentang kekuatan bawaan Asia Tenggara dalam bidang AI. Populasi mudanya yang terhubung dengan dunia digital memiliki minat yang kuat terhadap produk dan layanan yang didukung AI.
Faktanya, penelusuran terkait AI di Asia Tenggara tumbuh 11 kali lipat dari tahun 2020 hingga 2024 dan tiga negaranya Singapura, Filipina, dan Malaysia, masuk dalam 10 negara teratas di dunia yang paling banyak mencari AI3.
Asia Tenggara juga menarik investasi signifikan dalam bidang AI, dengan paruh pertama tahun 2024 saja telah menghasilkan lebih dari US$30 miliar yang dikomitmenkan untuk infrastruktur AI di Singapura, Thailand, dan Malaysia.
Masuknya modal ini meletakkan dasar bagi daya komputasi yang lebih besar, layanan AI, dan kapasitas untuk menangani data dalam jumlah yang terus bertambah, sehingga memposisikan kawasan ini untuk meraih kesuksesan jangka panjang.
Industri dalam pencarian |
Ekonomi digital Asia Tenggara tengah mengalami transformasi dinamis seiring dengan upaya para pelaku bisnis untuk menemukan cara-cara kreatif guna meraih keuntungan, sehingga terciptalah ekosistem yang lebih berkelanjutan dan tangguh.
Dengan investasi signifikan dalam infrastruktur AI dan ekosistem perusahaan rintisan dan pengembang yang berkembang pesat, kawasan ini siap untuk membuka kekuatan transformatif AI.
e-Conomy SEA adalah program penelitian multi-tahun yang diluncurkan oleh Google dan Temasek pada tahun 2016. Bain & Company bergabung dengan program tersebut sebagai mitra penelitian utama pada tahun 2019.
Penelitian ini memanfaatkan penelitian utama, wawasan Temasek, analisis Bain, Google Trends, wawancara ahli, dan sumber industri untuk menjelaskan ekonomi digital di Asia Tenggara. Informasi yang disertakan dalam laporan ini bersumber dari 'Google, Temasek dan Bain, e-Conomy SEA 2024', kecuali dinyatakan lain.
Laporan lengkap: e-Conomy SEA 2024