Catat! karakteristik penipuan investasi dari OJK

Modus penipuan kini banyak menyasar platform digital seperti aplikasi investasi palsu, grup media sosial, hingga pesan langsung melalui aplikasi chat.

M. Ihsan
A- A+
cover | topik.id
Minimnya literasi keuangan di Indonesia kerap dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menjerat masyarakat melalui investasi bodong. Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), banyak korban yang terjebak karena tergiur iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat. 

Fenomena ini terus meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, di mana modus penipuan kini banyak menyasar platform digital seperti aplikasi investasi palsu, grup media sosial, hingga pesan langsung melalui aplikasi chat.

Ciri utama penipuan investasi yang diidentifikasi OJK adalah janji keuntungan tidak masuk akal. Biasanya, pelaku menawarkan keuntungan tetap dengan nilai yang jauh di atas rata-rata instrumen investasi resmi. 
"Return atau keuntungan yang ditawarkan sangat tinggi (bahkan seringkali tidak masuk akal) dan/atau dalam jumlah yang dipastikan," tulis OJK di laman resminya, dikutip Rabu (20/11/2024).
Selain itu, mereka sering menggunakan skema "money game" atau arisan berantai yang sebenarnya tidak memiliki aktivitas bisnis nyata. 

Modus lain yang tak kalah berbahaya adalah penyalahgunaan nama atau logo lembaga resmi untuk menciptakan kesan kredibilitas.

OJK mengimbau masyarakat untuk selalu memeriksa legalitas suatu penawaran investasi sebelum bergabung. 

Legalitas ini dapat dicek melalui daftar perusahaan yang terdaftar di OJK atau Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). 

Lantas bagaimana menandai karakteristik penipuan investasi? Berikut karakteristik penipuan investasi yang dilansir dari laman resmi OJK:
  • Return atau keuntungan yang ditawarkan sangat tinggi (bahkan seringkali tidak masuk akal) dan/atau dalam jumlah yang dipastikan;
  • Produk investasi ditawarkan dengan janji akan dijamin dengan instrumen tertentu, seperti emas, giro, atau dijamin oleh pihak tertentu seperti pemerintah, Bank dan lain-lain;
  • Menggunakan nama perusahaan-perusahaan besar secara tidak sah untuk meyakinkan calon investor;
  • Dana masyarakat tidak dicatat dalam segregated account (akun yang terpisah) agar mudah digunakan secara tidak bertanggung jawab.
Edukasi literasi keuangan, termasuk memahami risiko investasi, menjadi kunci utama dalam melindungi diri dari penipuan ini. Dengan langkah preventif yang tepat, masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam memilih investasi dan terhindar dari jebakan investasi bodong.
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.

Bisnis Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.

Terkini

Indeks