Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Andri Kurniawan. | foto: @humaspolresmetrojakbar |
Pihak Polres Metro Jakbar mengungkap fakta baru terkait sindikat judi online peretas situs pemerintah dan akademik ternyata masuk ke dalam jaringan judi online internasional di Kamboja yang selama ini dikenal sebagai salah satu pusat operasi judi online terbesar di Asia Tenggara.
"Sindikat tersebut masuk ke dalam jaringan judi online Kamboja," beber Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Andri Kurniawan dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (12/7/2024).
Lanjut Andri, setelah sindikat tersebut berhasil meretas website Pemerintahan dan Universitas, mereka menyewakan website tersebut kepada jaringan judi online di Kamboja.
"Setelah mereka berhasil menjadikan website Pemerintah dan akademik tersebut muncul di halaman pertama pada hasil pencarian, selanjutnya mereka menyewakan website tersebut kepada pemilik judi online jaringan Kamboja," ungkapnya.
Saat ini pihak Polri masih melakukan serangkaian penyelidikan mendalam. Termasuk mengurung jumlah omzet yang sindikat tersebut dapatkan dari aksinya.
Hingga kini enam orang operator judi online FAF (26), AE (39), YGP (20), FH (21), GF (21) dan FAP (19) sudah ditangkap. Sementara satu orang berinisial MHP (41) diduga pemilik rekening untuk menampung duit judi online juga sudah diringkus.
Website pemerintah dan kampus jadi korban peretasan.
Sebelumnya, Polres Metro Jakbar mengungkap modus sindikat judi online yang beroperasi di salah satu unit Apartemen kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Sindikat tersebut meretas website Pemerintahan hingga instansi pendidikan untuk memasarkan judi online.
"Tersangka tersebut memasarkan atau mengiklankan situs judi online dengan cara meretas dan mengubah tampilan website Pemerintah maupun pendidikan," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Andri kembali.
Andri mengatakan mereka menyasar website yang memiliki proteksi keamanan yang lemah untuk diretas. Setelah itu, mereka mengubah tampilan website tersebut menjadi konten judi online.
"Mereka melakukan aksinya dengan mencari website milik Pemerintah (dengan url go.id) maupun pendidikan (dengan url ac.id) yang memiliki keamanan lemah. Selanjutnya mereka melakukan defacing (mengubah tampilan website) dengan konten yang bermuatan perjudian," tutupnya.