Tampung aduan rakyat lebih cepat, DPR RI segera adopsi teknologi AI

Bentuk pendekatan untuk dewan mendapatkan dukungan terkait keinginan masyarakat dari berbagai lapisan.

Hendrik Syahputra
A- A+
Sekretariat Jenderal DPR RI menggelar diskusi kelompok terpumpun (Focus Group Discussion/FGD) dengan tema 'Sinergi dan Kolaborasi dalam Interoperabilitas Data Pengaduan Masyarakat di DPR RI Menuju Pelayanan Yang Akuntabel'. | foto: @dprri
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) tengah bersiap untuk mengadopsi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas penanganan aduan masyarakat. 

Langkah ini diambil sebagai respon atas kebutuhan untuk memberikan pelayanan publik yang lebih cepat, transparan, dan akurat dalam menangani berbagai keluhan dan aspirasi masyarakat.

Biro Hukum dan Pengaduan Masyarakat Sekretariat Jenderal DPR RI menggelar diskusi kelompok terpumpun (Focus Group Discussion/FGD) dengan tema 'Sinergi dan Kolaborasi dalam Interoperabilitas Data Pengaduan Masyarakat di DPR RI Menuju Pelayanan Yang Akuntabel'. Diskusi ini membahas penggunaan teknologi artificial intelligence yang dapat membantu dalam menampung aspirasi masyarakat.
"Jadi pengaduan masyarakat yang sekarang ini dilakukan, itu sebetulnya kan sudah baik ya. Hanya memang perlu kita membuat terobosan baru, terutama untuk mengimbangi kemajuan teknologi. Kita ingin mempercepat proses pengelolaan pengaduan, agar lebih cepat pula direspon oleh anggota dewan. Sehingga akan meningkatkan public trust dan meningkatkan citra DPR juga," ungkap Kepala Biro Hukum dan Pengaduan Masyarakat Endang Suryastuti dalam keterangan resminya, di DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Penggunaan teknologi AI ini sendiri ini bisa menjadi bentuk pendekatan untuk dewan mendapatkan dukungan terkait keinginan masyarakat dari berbagai lapisan. Terutama bagi Generasi Z yang memang dekat dengan teknologi untuk dapat melakukan pengaduan.

"Memang pengaduan itu kan dari berbagai lapisan masyarakat. Dan kita memang harus memfasilitasi itu. Kalau selama ini pengaduan dilakukan melalui surat. Tentunya (kalau masih menggunakan surat) ini pasarnya adalah generasi kolonial ya kalau kita melihat. Tetapi kita harus melihat juga bahwa sekarang Gen Z itu sudah speak up. Mereka sudah banyak tahu dan mengkritisi dalam arti yang positif ya. Dan ini perlu kita respon juga dengan memfasilitasi itu," terangnya.

Teknologi kecerdasan buatan ini diharapkan dapat membantu melakukan analisis dan proses pengaduan masyarakat lebih cepat. Sehingga aspirasi dari masyarakat ini juga akan dapat direspon dengan cepat oleh anggota dewan.

"Harapan kita adalah ini akan menjadikan respon terhadap pengaduan itu lebih cepat ya, lebih efektif. Dan kita berharap anggota dewan ini dapat merespon pada waktu yang tepat. Artinya dengan Sekretariat Jenderal mendukung menggunakan teknologi informasi ini, tentunya pengaduan masyarakat yang disampaikan itu tidak basi," jelasnya. 

Dengan memanfaatkan teknologi AI, berharap dapat mengatasi kendala-kendala dan tantangan yang ada. Sistem AI yang akan diterapkan mampu menganalisis dan mengkategorikan aduan secara otomatis dan relevan, sehingga mempermudah dalam menindaklanjuti setiap laporan dengan lebih cepat dan tepat.
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.

News Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.

Terkini

Indeks