Pencurian data marak di seluruh dunia, Google turun tangan langsung

Spyware dapat mengumpulkan informasi pribadi atau data sensitif pengguna.

Hardi Muttaqin
A- A+
Kantor Google. | foto: Press Corner
Ancaman terhadap keamanan data semakin meningkat skala global. Pencurian data, baik yang dilakukan oleh individu, perusahaan komersial maupun kelompok terorganisir, telah menjadi masalah serius yang menimpa berbagai lapisan masyarakat di seluruh dunia. 

Tidak hanya korporasi besar yang menjadi sasaran, tetapi juga jurnalis dan masyarakat sipil yang kerap kali menjadi target utama.

Kepala Kebijakan Keamanan Google Charley Snyder dan Direktur, Keamanan Hukum Google Harold Chun merincikan bahwa spyware memiliki dampak yang lebih luas menyebar ke seluruh masyarakat dengan menyebabkan ancaman terhadap kebebasan berbicara, kebebasan pers, dan integritas pemilu di seluruh dunia. 
"Hari ini, kami bergabung dengan beberapa perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) lainnya dalam mengajukan amicus brief di Dada v NSO Group Technologies yang bertujuan melindungi jurnalis, kelompok masyarakat sipil, penyedia perangkat lunak, dan orang-orang di seluruh dunia dari bahaya spyware. Meskipun penggunaan spyware biasanya hanya memengaruhi sejumlah kecil orang pada suatu waktu, dampaknya yang lebih luas menyebar ke seluruh masyarakat dengan menyebabkan ancaman terhadap kebebasan berbicara, kebebasan pers, dan integritas pemilu di seluruh dunia," keterangan resmi Google dalam postingannya, dikutip Selasa (23/7/2024).
Untuk melindungi hak-hak tersebut, dan melanjutkan strategi litigasi dalam menetapkan preseden hukum untuk menghentikan pelaku kejahatan mengeksploitasi area abu-abu dalam hukum, pengajuan hari ini dimaksudkan untuk meningkatkan konsekuensi bagi vendor spyware dan menyediakan jalan hukum yang penting bagi para korban.

"Saat ini, banyak korban serangan yang menggunakan spyware sering kali menggunakan platform berbasis AS, seperti Android atau iOS di luar AS. Pengajuan kami menyatakan bahwa korban serangan yang menggunakan spyware seharusnya dapat mengambil tindakan hukum di AS terhadap vendor spyware berdasarkan undang-undang antiperetasan yang berlaku, bahkan jika mereka diretas di luar negeri," jelasnya.

Selain itu, Google juga mengungkapkan hal ini sangat penting untuk mempersempit vektor serangan yang dieksploitasi oleh vendor spyware dan perusahaan dari GitHub hingga Microsoft setuju.

"Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat industri perangkat lunak mata-mata tumbuh untuk memenuhi permintaan akan kemampuan pengawasan. Sementara vendor perangkat lunak mata-mata dan pendukungnya sering menunjuk pada penggunaan alat-alat ini untuk tujuan penegakan hukum yang penting, banyak penyalahgunaan telah terungkap. Tren yang sangat meresahkan ini menimbulkan bahaya yang nyata dan nyata bagi kebebasan berbicara, kebebasan pers, dan Internet terbuka," ungkapnya.

Sementara itu, Google menekankan pengajuan hukum hari ini merupakan kelanjutan dari upaya berkelanjutanuntuk memerangi spyware, melindungi pengguna, dan mendukung dunia digital yang aman.

"Pengajuan hukum hari ini merupakan kelanjutan dari upaya berkelanjutan kami untuk memerangi spyware, melindungi pengguna, dan mendukung dunia digital yang aman. Kami terus berupaya mengidentifikasi dan mengungkap kampanye spyware, mengedukasi masyarakat tentang risikonya, dan mengembangkan solusi untuk menghentikan ancaman yang terus berkembang ini terhadap masyarakat sipil dan hak asasi manusia yang mendasar," terangnya.

Tim Google Threat Intelligence secara berkala membagikan analisis tentang taktik dan teknik yang digunakan oleh pelaku kejahatan. Faktanya, penelitian Google menunjukkan bahwa setengah dari eksploitasi yang diketahui yang menargetkan produk Google dan perangkat Android berasal dari vendor pengawasan komersial.

"Kami adalah perusahaan teknologi besar pertama yang mendeteksi dan membagikan detail tentang spyware Pegasus milik NSO pada tahun 2017. Dalam laporan terbaru kami, Buying Spying, kami membagikan bagaimana NSO Group hanyalah satu dari lusinan perusahaan yang menggerakkan industri ini. Faktanya, penelitian kami menunjukkan bahwa setengah dari eksploitasi 0-hari yang diketahui yang menargetkan produk Google dan perangkat Android berasal dari vendor pengawasan komersial," terangnya.

Seperti diketahui spyware dapat mengumpulkan informasi pribadi atau data sensitif pengguna, seperti nomor kartu kredit, password, atau rincian akun online, dan menyebarkannya kepada pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian finansial bagi pengguna, atau bahkan pencurian identitas skala global. Biasanya data-data itu dijual bebas di forum gelap online atau dark web.
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.

Bisnis Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.

Terkini

Indeks