Pengembangan kecerdasan buatan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dengan menyediakan akses AI Generatif bagi guru dan siswa SMK di wilayah tersebut, dapat membantu untuk memiliki peluang lebih baik dalam memasuki pasar kerja dan bersaing dengan 149,38 juta penduduk usia produktif lainnya di Indonesia berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) tahun 2024.
Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) menggelar pelatihan hybrid untuk pelatih yang diikuti oleh 80 guru SMK dari lima daerah di NTT, meliputi Kota Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Lembata, Kabupaten Nagekeo, dan Kabupaten Manggarai.
Pelatihan ini merupakan bagian dari inisiatif Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Muda Plan Indonesia, yaitu program AI TEACH yang didukung oleh Microsoft.
Dini Arifah, Project Manager AI TEACH Plan Indonesia menjelaskan bahwa pelatihan untuk pelatih ini merupakan kelanjutan dari dukungan Plan Indonesia dalam meningkatkan akses lapangan kerja digital bagi masyarakat di wilayah NTT.
"Sebagai lembaga yang telah bekerja selama lebih dari 50 tahun di wilayah NTT—yang merupakan wilayah implementasi utama kami—Plan Indonesia berharap dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan kerja guru dan siswa SMK di NTT, khususnya agar mereka mampu bersaing di lanskap industri digital 4.0," jelas Dini dalam keterangannya di Kupang, Minggu (28/7/2024).
Pelatihan pelatih AI TEACH diselenggarakan melalui kerja sama antara Plan Indonesia dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT. Kedua lembaga akan bekerja sama untuk menjangkau 1.000 guru SMK yang selanjutnya akan mewariskan pengetahuan AI Generatif kepada sekitar 60.000 siswa SMK pada tahun 2024.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT saat ini , Ambrosius Kodo mengatakan, pemerintah mengapresiasi inisiatif Plan Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan di daerah, khususnya dalam menekan angka pengangguran terbuka di NTT yang mencapai 3,17 persen pada tahun 2024.
“Kita diberi kemampuan dan ruang untuk memanfaatkan teknologi dengan baik, terutama untuk meningkatkan pendidikan di NTT. AI sebenarnya dapat membantu mempermudah banyak hal. Guru dan siswa perlu memahami cara memanfaatkan AI untuk meningkatkan pengetahuan dan karier mereka, alih-alih melihatnya sebagai ancaman,” kata Ambrosius.
Sementara itu, Microsoft ASEAN Philanthropies Lead Supahrat Juramongkol mengatakan Microsoft untuk memberdayakan setiap orang dan setiap organisasi di dunia untuk meraih lebih banyak hal, ia juga mengungkapkan sangat antusias untuk mempercepat implementasi program AI TEACH bekerja sama dengan Plan Indonesia.
"Sejalan dengan misi Microsoft untuk memberdayakan setiap orang dan setiap organisasi di dunia untuk meraih lebih banyak hal, kami sangat antusias untuk mempercepat implementasi program AI TEACH bekerja sama dengan Plan Indonesia. Melalui AI Generative Toolkit yang telah kami siapkan, kami bertujuan untuk meningkatkan peluang karier dan pendidikan bagi para peserta, mendorong pemerataan akses terhadap pendidikan digital, dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif di NTT," jelasnya.
Di antara materi pelatihan AI TEACH adalah AI Generatif untuk pendidikan, soft skills (kesiapan kerja), keterampilan digital dasar, kesetaraan gender dan inklusi sosial, serta kesadaran akan perilaku berisiko. Semua materi pelatihan dapat diakses secara daring melalui platform e-learning Plan Indonesia, kitakerja.id, disertai dengan materi tambahan melalui LinkedIn learning.
Selain memberikan pelatihan awal kepada 80 guru yang akan menjadi trainer di NTT, program AI TEACH oleh Plan Indonesia dan Microsoft ini juga akan menjangkau 5.000 guru, yang akan disalurkan kepada 300.000 siswa SMK di tanah air.
Para guru tersebut kemudian akan mendukung sedikitnya 60.000 siswa untuk lulus dari program tersebut dan menerima sertifikasi dari Microsoft dan LinkedIn pada akhir Desember 2024.