WazirX. | cover |
Insiden ini menyoroti kerentanan dalam sistem keamanan digital yang semakin kompleks dan canggih, serta meningkatnya ancaman terhadap industri kripto yang sedang berkembang pesat di seluruh dunia.
Dalam laporan The Hacker News, dikutip Minggu (21/7/2024) mengungkapkan bursa mata uang kripto India WazirX telah mengonfirmasi bahwa mereka menjadi target pelanggaran keamanan yang menyebabkan pencurian aset mata uang kripto senilai $230 juta.
"Serangan siber terjadi di salah satu dompet [multi-signature] kami yang mengakibatkan kerugian dana lebih dari $230 juta. Dompet ini dioperasikan dengan memanfaatkan layanan penyimpanan aset digital dan infrastruktur dompet Liminal sejak Februari 2023," keterangan perusahaan dalam laporan atas insiden tersebut.
Serangan itu bermula dari ketidakcocokan antara informasi yang ditampilkan pada antarmuka Liminal dan apa yang sebenarnya ditandatangani. Dikatakan bahwa muatan itu diganti untuk mengalihkan kendali dompet kepada penyerang.
Sementara itu, perusahaan penyimpanan kripto Liminal merupakan salah satu dari enam penanda tangan dompet dan bertanggung jawab atas verifikasi transaksi.
"Penyelidikan awal kami menunjukkan bahwa salah satu dompet kontrak pintar multi-sig dengan penjagaan mandiri yang dibuat di luar ekosistem Liminal telah disusupi," kata Liminal dalam posting yang dibagikan di X.
"Penting juga untuk dicatat bahwa semua dompet WazirX yang dibuat pada platform Liminal tetap aman dan terlindungi. Sementara itu, semua transaksi jahat ke alamat penyerang terjadi dari luar platform Liminal," bunyi serangakaian postingannya di X.
Serangan siber terhadap WazirX ini juga memicu diskusi lebih luas tentang regulasi dan perlindungan dalam ekosistem kripto. Dalam upaya untuk memastikan keamanan dan stabilitas pasar, kerjasama global antara pemerintah, regulator, dan pelaku industri menjadi semakin penting.
Kejadian ini juga pendorong bagi perkembangan kebijakan yang lebih ketat dan pengawasan yang lebih intensif terhadap aktivitas di dunia kripto.