Ancaman kerusakan lingkungan, penerapan ekonomi sirkular penting

Ancaman kerusakan lingkungan yang dapat mengganggu keseimbangan dalam proses pembangunan dan kehidupan manusia semakin nyata.

Dharma Putra
A- A+
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. | cover
Di tengah meningkatnya ancaman kerusakan lingkungan, penerapan ekonomi sirkular menjadi semakin penting. Kerusakan lingkungan yang kita hadapi saat ini, seperti perubahan iklim, polusi udara, pencemaran air, dan penurunan keanekaragaman hayati, merupakan hasil dari praktik ekonomi linear yang selama ini mendominasi. 

Model ekonomi linear, yang berfokus pada "ambil, buat, buang," menyebabkan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan menghasilkan limbah yang berlebihan.

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengutarakan perlu mendorong peningkatan penerapan ekonomi sirkular dalam keseharian, demi menjaga kelestarian lingkungan yang sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi proses pembangunan dan  tumbuh kembang generasi mendatang yang lebih baik.
"Ancaman kerusakan lingkungan yang dapat mengganggu keseimbangan dalam proses pembangunan dan kehidupan manusia semakin nyata, penerapan ekonomi sirkular salah satu langkah nyata untuk menekan ancaman tersebut," tegas Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu (27/7/2024).
Berbagai lembaga dunia sudah mengingatkan bahwa saat ini sedang terjadi tiga krisis besar yang berlangsung secara bersamaan yaitu krisis iklim, krisis biodiversitas, dan krisis polusi di berbagai belahan dunia.

Ketiga krisis itu saling berkaitan dan bersifat saling memperkuat, menciptakan tantangan yang kompleks dan mendalam terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan manusia.

United Nations Development Programme melaporkan krisis lingkungan global yang dihadapi saat ini menjadi masalah serius yang memengaruhi semua aspek kehidupan manusia.

Menurut Lestari, sejumlah ancaman terhadap lingkungan yang memengaruhi kehidupan keseharian kita itu harus segera diantisipasi dengan langkah nyata.

Penerapan prinsip keberlanjutan dalam kehidupan keseharian kita, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus menjadi prioritas untuk diterapkan.

Salah satunya, jelas Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, adalah prinsip 9 R dalam ekonomi sirkular yaitu Refuse, Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Repurpose dan Recycle.

Dengan menerapkan prinsip tersebut, tegas dia, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi sumber daya yang ada dan mengendalikan produksi sampah dalam keseharian kita.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu sangat berharap, penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam keseharian dapat menjadi suatu budaya di tengah masyarakat sehingga mampu mengakselerasi proses pembangunan yang telah direncanakan.

Rerie menegaskan, bantuan dari semua pihak, para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, serta masyarakat, sangat dibutuhkan untuk mewujudkan masyarakat yang peduli terhadap keseimbangan lingkungan di sekitarnya.
Apakah konten ini bermanfaat?
Dukung dengan memberikan satu kali kontribusi.

Share:
Berbasis data.
Paling diminati.

News Terkini
Lihat semua
Komentar
Login ke akun RO untuk melihat dan berkomentar.

Terkini

Indeks