Mahatma Gandhi dan Liu Xiaobo | cover topik.id |
Non-violent atau non-violence merupakan istilah yang mengacu pada tindakan atau strategi yang tidak menggunakan kekerasan atau kekerasan fisik dalam upaya untuk memperjuangkan hak-hak atau kepentingan.
Non-violent sering digunakan dalam perjuangan hak-hak sipil, demokrasi, dan perdamaian dunia.
Non-violent merupakan salah satu strategi yang sering digunakan oleh tokoh-tokoh perdamaian dunia, seperti Mahatma Gandhi, Martin Luther King Jr., dan Aung San Suu Kyi.
Non-violent sering digunakan dengan cara-cara seperti pemogokan, boikot, dan hukuman diri untuk memperjuangkan hak-hak atau kepentingan.
Non-violent dianggap sebagai salah satu strategi yang efektif dalam memperjuangkan hak-hak dan kepentingan tanpa menimbulkan kekerasan atau konflik yang lebih besar.
Namun, non-violent juga sering dianggap tidak efektif karena tidak mampu mencapai hasil yang cepat dan tidak mampu mengalahkan rezim-rezim yang tidak demokratis atau tidak bersahabat.
Untuk mencapai perdamaian dunia, diperlukan komitmen dari seluruh negara-negara di dunia untuk bekerja sama dan menghargai hak-hak asasi manusia serta menghormati prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan.
Perdamaian dunia juga diperjuangkan melalui organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berusaha menjaga keamanan dan stabilitas di dunia.
Komitmen itu tertuang dalam Pasal 1 menyatakan tujuan PBB adalah menjaga perdamaian dan keamanan dunia dan cara penyelesaiannya berdasarkan Piagam PBB dijelaskan dalam Pasal 33 ayat (1).
"Negosiasi, penyelidikan, mediasi, konsiliasi, arbitrase, serta penyelesaian menurut hukum melaui badan atau pengaturan regional, atau cara damai lainnya yang dipilih sendiri," bunyi Pasal 33 ayat 1 tersebut.
Perdamaian merupakan kondisi di mana tidak ada perang atau konflik. Perdamaian dunia merupakan tujuan yang diinginkan oleh seluruh umat manusia, karena perang dan konflik sering menimbulkan kekerasan, penderitaan, dan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
Perdamaian dunia diperjuangkan oleh tokoh-tokoh perdamaian dunia yang memperjuangkan hak-hak sipil, demokrasi, dan keadilan.
Tokoh-tokoh perdamaian dunia di Benua Asia ini menggunakan strategi non-violent dalam upayanya untuk mencapai perdamaian dan mendapatkan beberapa penghargaan perdamaian. Siapa saja mereka? Berikut rangkuman lima tokoh penting perdamaian dunia di Benua Asia:
1. Mahatma Gandhi.
Mahatma Gandhi adalah tokoh perdamaian dunia yang terkenal karena kepemimpinannya yang non-violent dan upayanya untuk memperjuangkan kemerdekaan India dari Inggris melalui aksi-aksi non-violent.
Gandhi lahir di India pada tanggal 2 Oktober 1869 dengan nama asli Mohandas Karamchand Gandhi.
Gandhi merupakan seorang pemimpin spiritual dan politik yang memperjuangkan hak-hak sipil bagi warga India yang tertindas oleh rezim kolonial Inggris.
Ia menggunakan aksi-aksi non-violent seperti pemogokan, boikot, dan hukuman diri untuk memperjuangkan hak-hak sipil warga India.
Gandhi juga memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan India dari Inggris. Pada tahun 1947, India berhasil meraih kemerdekaan dari Inggris dan Gandhi menjadi salah satu tokoh terpenting dalam sejarah India.
Gandhi meninggal pada tanggal 30 Januari 1948 karena ditembak oleh seorang extremist Hindu yang tidak setuju dengan perdamaian yang dicapainya dengan Pakistan.
Tokoh perdamaian ini telah menerima berbagai penghargaan, termasuk Penghargaan Pembebasan Nasional India pada tahun 1948 dan Penghargaan Pembebasan Nasional Pakistan pada tahun 1948.
Gandhi juga telah diakui sebagai salah satu tokoh terpenting dalam sejarah India dan telah diangkat menjadi salah satu wajah utama uang kertas India.
[cut]
2. Aung San Suu Kyi.
Aung San Suu Kyi adalah tokoh perdamaian dunia yang terkenal karena kepemimpinannya dalam perjuangan demokrasi di Myanmar (Burma).
Ia lahir di Yangon, Myanmar, pada tanggal 19 Juni 1945 dan merupakan putri dari Aung San, seorang tokoh perjuangan kemerdekaan Myanmar yang terkenal.
Aung San Suu Kyi memperjuangkan hak-hak sipil bagi warga Myanmar yang tertindas oleh rezim militer yang berkuasa di Myanmar.
Ia menggunakan aksi-aksi non-violent seperti pemogokan, boikot, dan hukuman diri untuk memperjuangkan hak-hak sipil warga Myanmar.
Pada tahun 1990, Aung San Suu Kyi memenangkan pemilu di Myanmar dengan mayoritas yang sangat besar, namun rezim militer tidak mengakui kemenangan tersebut dan menahan Aung San Suu Kyi dalam tahanan rumah selama lebih dari 15 tahun.
Pada tahun 2011, Aung San Suu Kyi dilepaskan dari tahanan rumah dan mulai memainkan peran penting dalam pemerintahan Myanmar.
Aung San Suu Kyi terus memperjuangkan hak-hak sipil dan demokrasi di Myanmar dan telah menerima berbagai penghargaan internasional, termasuk Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1991.
Namun, ia juga telah mendapat kritikan keras karena tidak mengambil tindakan yang cukup tegas terhadap kekerasan terhadap minoritas Rohingya di Myanmar.
3. Kim Dae-jung.
Kim Dae-jung adalah tokoh perdamaian dunia yang terkenal karena kepemimpinannya dalam perjuangan demokrasi di Korea Selatan.
Ia lahir di Sinan, Korea Selatan, pada tanggal 3 Januari 1924 dan menjadi Presiden Korea Selatan pada tahun 1998-2003.
Kim Dae-jung memperjuangkan hak-hak sipil dan demokrasi di Korea Selatan sejak tahun 1950-an.
Ia sering menjadi sasaran kekerasan dan penyiksaan dari rezim militer Korea Selatan, namun ia terus memperjuangkan hak-hak sipil dan demokrasi di Korea Selatan.
Pada tahun 1997, Kim Dae-jung terpilih menjadi Presiden Korea Selatan dan meraih Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2000 atas upayanya dalam menyatukan Korea Selatan dengan Korea Utara.
Kim Dae-jung meninggal pada tanggal 18 Agustus 2009, namun ia terus diakui sebagai salah satu tokoh perdamaian dunia terpenting.
[cut]
4. Liu Xiaobo.
Liu Xiaobo adalah tokoh perdamaian dunia yang terkenal karena kepemimpinannya dalam perjuangan hak-hak sipil di China.
Ia lahir di Changchun, China, pada tanggal 28 Desember 1955 dan merupakan salah satu tokoh terpenting dalam sejarah China.
Liu Xiaobo adalah seorang intelektual dan aktivis hak-hak sipil yang terlibat dalam perjuangan demokrasi di China.
Ia menjadi terkenal setelah terlibat dalam demonstrasi demokrasi di Tiananmen Square pada tahun 1989, yang mengakibatkan kekerasan dan penangkapan terhadap para aktivis.
Setelah demonstrasi Tiananmen Square, Liu Xiaobo terus memperjuangkan hak-hak sipil dan demokrasi di China, namun ia sering kali menjadi sasaran kekerasan dan penyiksaan dari rezim China.
Pada tahun 2010, Liu Xiaobo menerima Penghargaan Nobel Perdamaian atas upayanya dalam memperjuangkan hak-hak sipil di China.
Namun, ia ditahan oleh rezim China dan meninggal pada tanggal 13 Juli 2017 karena sakit yang dideritanya saat ditahan.
5. Shirin Ebadi.
Shirin Ebadi |
Shirin Ebadi adalah tokoh perdamaian dunia yang terkenal karena kepemimpinannya dalam perjuangan hak-hak sipil di Iran.
Ia lahir di Hamadan, Iran, pada tanggal 21 Juni 1947 dan menjadi salah satu tokoh terpenting dalam sejarah Iran.
Shirin Ebadi merupakan seorang pengacara dan aktivis hak-hak sipil yang memperjuangkan hak-hak sipil bagi warga Iran yang tertindas oleh rezim theocratik di Iran.
Ia menjadi terkenal setelah terlibat dalam perjuangan hak-hak sipil di Iran dan menerima Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2003 atas upayanya dalam memperjuangkan hak-hak sipil di Iran.
Shirin Ebadi terus memperjuangkan hak-hak sipil di Iran dan telah menerima berbagai penghargaan internasional, termasuk Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2003.
Namun, ia juga telah mendapat kritikan keras karena tidak mengambil tindakan yang cukup tegas terhadap kekerasan terhadap minoritas di Iran.