iklan - scroll untuk melanjutkan membaca.

Pengguna capai 1 miliar, CEO Telegram: WhatsApp tidak relevan lagi

Menurut Pavel Durov, selama bertahun-tahun WhatsApp telah berupaya keras untuk meniru berbagai inovasi yang dihadirkan Telegram.

author photo
A- A+
@telegram
Telegram mencatat perjalanan luar biasa dengan berhasil mencapai lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan. Capaian ini menempatkannya sebagai aplikasi pesan instan terpopuler kedua di dunia, hanya berada di bawah WeChat yang dominan di pasar Tiongkok. Pertumbuhan pesat ini menunjukkan bahwa Telegram semakin diminati oleh masyarakat global dalam berkomunikasi secara digital.

Tidak hanya dari sisi jumlah pengguna, Telegram juga mengalami peningkatan signifikan dalam keterlibatan pengguna. Data menunjukkan bahwa rata-rata pengguna membuka aplikasi Telegram sebanyak 21 kali dalam sehari. Angka ini mengindikasikan bahwa Telegram bukan hanya sekadar aplikasi komunikasi, tetapi telah menjadi bagian penting dari rutinitas harian penggunanya.
"Telegram kini memiliki lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan, menjadikannya aplikasi pengiriman pesan terpopuler kedua di dunia (tidak termasuk WeChat khusus Tiongkok)," tulis CEO Telegram Pavel Durov, dikutip topik.id Jumat (21/3/2025).
Durasi penggunaan aplikasi juga mencerminkan tingginya ketergantungan pengguna terhadap Telegram. Rata-rata waktu yang dihabiskan setiap pengguna di Telegram mencapai 41 menit per hari. Ini menunjukkan bahwa konten, komunitas, dan fitur-fitur yang ditawarkan Telegram mampu menarik dan mempertahankan perhatian penggunanya dalam jangka waktu yang lama.

Di balik pertumbuhan jumlah pengguna dan waktu keterlibatan yang tinggi, Telegram juga mencatat keberhasilan dalam aspek finansial. Pada tahun 2024, perusahaan berhasil meraih laba sebesar 547 juta dolar AS. Capaian ini membuktikan bahwa Telegram bukan hanya berkembang secara pengguna, tetapi juga berhasil menjadikan bisnisnya berkelanjutan secara ekonomi.

"Keterlibatan pengguna juga meningkat. Rata-rata, setiap pengguna membuka Telegram 21 kali sehari dan menghabiskan 41 menit di aplikasi tersebut setiap hari . Sementara itu, pertumbuhan pendapatan kami telah meledak, dengan laba sebesar $547 juta pada tahun 2024," jelasnya.

Selain itu, menanggapi keberhasilan Telegram, CEO Telegram Pavel Durov menyampaikan pernyataan yang cukup berani terhadap pesaing utamanya, WhatsApp. Ia menyebut bahwa WhatsApp kini sudah tidak relevan lagi dan menyebutnya sebagai “tiruan murah” dari Telegram. Kritik ini seolah menegaskan bahwa Telegram melihat dirinya sebagai pelopor dalam inovasi komunikasi digital.


Menurut Pavel Durov, selama bertahun-tahun WhatsApp telah berupaya keras untuk meniru berbagai inovasi yang dihadirkan Telegram. Namun upaya tersebut dianggap gagal karena hanya sekadar mengikuti tanpa memberikan nilai lebih yang berarti bagi penggunanya. Hal ini semakin memperkuat posisi Telegram sebagai pemimpin dalam inovasi fitur pesan instan.

"Di depan kita berdiri WhatsApp, tiruan Telegram yang murah dan sudah tidak relevan lagi. Selama bertahun-tahun, mereka mati-matian berusaha meniru inovasi kami sambil menghabiskan miliaran dolar untuk lobi dan kampanye PR untuk memperlambat kami," jelasnya.

Pavel Durov juga menuding bahwa WhatsApp telah menggelontorkan miliaran dolar untuk melakukan kampanye hubungan masyarakat (PR) guna memperlambat laju pertumbuhan Telegram. Namun strategi tersebut dinilai tidak efektif karena Telegram tetap mampu berkembang dengan pesat secara organik.

Keberhasilan Telegram menjadi semakin mencolok karena perusahaan ini tetap mempertahankan independensinya. Berbeda dengan beberapa pesaing yang berada di bawah bayang-bayang perusahaan besar teknologi, Telegram tetap berdiri sendiri dan menjalankan visinya tanpa intervensi pihak luar. Hal ini menjadi nilai tambah tersendiri bagi para pengguna yang mendambakan privasi dan kebebasan digital.

Dengan pencapaian tersebut, Telegram tidak hanya menjadi aplikasi pesan instan, tapi simbol dari gerakan komunikasi digital yang bebas, inovatif, dan independen. Kesetiaan pengguna yang terus meningkat menjadi bukti nyata bahwa pendekatan Telegram dalam membangun platform yang kuat dan aman telah berhasil menarik hati masyarakat global.

Masa depan Telegram tampak cerah dengan fondasi pengguna yang kuat, pertumbuhan pendapatan yang stabil, serta komitmen terhadap inovasi dan independensi yang terus ditegaskan oleh Pavel Durov. 

"Mereka gagal. Telegram tumbuh, menjadi menguntungkan , dan — tidak seperti pesaing kami, mempertahankan independensinya," terangnya.


Share:
Premium.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.

Update
Indeks