![]() |
Konservasi berkelanjutan dan petani memasang pita tetes MSDI di ladang jagung silase | @google |
Pemimpin Pengelolaan Air Global Google, Tara Varghese, menyampaikan bahwa setelah seluruh proyek diterapkan secara menyeluruh, Google memperkirakan kapasitas pemulihan air dari inisiatif ini bisa mencapai lebih dari 8 miliar galon per tahun. Angka tersebut menjadi tonggak penting dalam menjawab tantangan krisis air yang semakin mengancam berbagai sektor kehidupan, terutama pertanian.
"Kami akan berbagi sorotan tentang kemajuan kami. Kami telah mendukung 112 proyek di 68 daerah aliran sungai di seluruh dunia, dan memperkirakan bahwa proyek-proyek ini telah mengisi kembali sekitar 4,5 miliar galon air pada tahun 2024 saja," ungkap Tara, dikutip topik.id Senin (24/3/2025).
Pertanian diketahui menyerap hampir 70 persen dari total penggunaan air global. Google pun menyadari bahwa ketahanan air dan keberlanjutan pertanian saling berkaitan erat. Oleh karena itu, beberapa proyek yang digarap langsung menargetkan pengelolaan air di wilayah pertanian yang memasok pusat data dan kantor operasional perusahaan.
Salah satu contoh nyata terlihat di Lembah Maipo, Chili. Daerah ini dikenal semi-kering dan sangat bergantung pada Sungai Maipo untuk kebutuhan air, terutama untuk pertanian. Google, melalui kolaborasi dengan Agua Segura dan Bonneville Environmental Foundation (BEF), membantu merehabilitasi waduk penyimpanan serta melapisi kanal irigasi demi mendukung petani kecil yang menggantungkan hidupnya pada air.
"Setelah sepenuhnya diterapkan, kami memperkirakan bahwa proyek-proyek ini akan memiliki kapasitas untuk mengisi kembali lebih dari 8 miliar galon air setiap tahunnya," jelasnya.
Benua Amerika hingga Asia Timur.
![]() |
Sistem N-Drip dipasang di sawah | @google |
Dari benua Amerika hingga Asia Timur, Google juga turut menjawab tantangan krisis air di Taiwan. Di Changhua, perusahaan mendukung proyek percontohan dengan teknologi irigasi tetes bertenaga gravitasi dari N-Drip. Sistem ini dirancang untuk menggantikan irigasi banjir yang boros air, serta mengurangi beban kerja para petani padi yang terdampak kekeringan berkepanjangan.
"Tantangan kelangkaan air baru-baru ini menyebabkan banyak petani Taiwan tidak dapat menanam padi, yang memengaruhi mata pencaharian dan ketahanan pangan. Bekerja sama dengan N-Drip , kami mendukung proyek percontohan di Kabupaten Changhua, Taiwan untuk memasang irigasi tetes bertenaga gravitasi yang presisi di sawah. Peningkatan irigasi akan menggantikan irigasi banjir tradisional, membantu mengurangi permintaan air pertanian sekaligus menurunkan persyaratan tenaga kerja bagi para petani ini," terangnya.
Sementara itu di Amerika Serikat, Google menggandeng Sustainable Conservation dalam memodernisasi praktik irigasi di industri susu California. Proyek ini memperkenalkan sistem irigasi tetes dengan pupuk kandang, sebagai alternatif yang lebih hemat air dan ramah lingkungan dibanding metode banjir tradisional yang selama ini digunakan untuk tanaman pakan ternak.
Selain efisiensi air, teknologi ini juga berkontribusi pada kualitas tanaman dan pelestarian air tanah yang menjadi sumber air minum masyarakat sekitar. Peternakan susu pun diuntungkan dengan penggunaan nutrisi alami dari limbah ternak yang langsung diserap akar tanaman melalui sistem irigasi yang lebih presisi.
Inovasi juga menyentuh kawasan pertanian kentang di Prancis, tepatnya di lembah Sungai Seine. Google bekerja sama dengan xFarm Technologies untuk menerapkan modul irigasi bertenaga kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Teknologi ini memungkinkan petani menentukan waktu, lokasi, dan jumlah irigasi yang optimal berdasarkan kebutuhan tanaman dan data lingkungan secara real-time.
Hasil dari proyek di Prancis menunjukkan peningkatan efisiensi penggunaan air, penghematan sumber daya, serta peningkatan kualitas tanaman. Teknologi berbasis AI diyakini menjadi solusi masa depan untuk pertanian presisi, terutama di wilayah-wilayah yang terdampak perubahan iklim.
Proyek-proyek global ini menegaskan bagaimana teknologi canggih, jika dipadukan dengan kolaborasi lintas sektor, mampu menjadi jawaban atas tantangan kelangkaan air yang semakin kompleks. Google tidak hanya berinovasi di dunia digital, tetapi juga aktif berkontribusi pada solusi nyata di dunia nyata.
"Iklim semi-kering di Eropa Selatan memerlukan irigasi untuk produksi pertanian dan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kemitraan kami dengan xFarm Technologies mendukung penerapan modul irigasi bertenaga AI mereka di lahan pertanian kentang di lembah Sungai Seine, yang memungkinkan petani untuk mengairi hanya kapan, di mana, dan seberapa banyak yang mereka butuhkan dengan menggabungkan kebutuhan tanaman dengan data lingkungan yang dikumpulkan di lapangan," ungkapnya.