![]() |
cover: topik.id |
Terungkap, bahwa beberapa negara menjadi target utama serangan siber, termasuk Indonesia. Laporan ini memberikan gambaran tentang distribusi serangan dan pola serangan yang terjadi dalam rentang waktu tersebut.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan topik.id pada Senin (24/2/2025) malam, dari laman resmi radar.cloudflare.com data menunjukkan bahwa Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah serangan tertinggi, mencapai 27,54% dari total serangan yang terjadi.
![]() |
data: radar.cloudflare.com |
Posisi ini jauh di atas negara-negara lain dalam daftar, menunjukkan bahwa infrastruktur digital AS menjadi target utama bagi para peretas.
"Informasi serangan Layer 7 berdasarkan permintaan yang dimitigasi, termasuk teknik mitigasi yang paling sering dilakukan serta tren volume permintaan yang dimitigasi dari waktu ke waktu. Untuk grafik "Volume serangan layer aplikasi" dan "Sumber lalu lintas yang dimitigasi," ungkap Cloudflare.
Thailand menempati urutan kedua dengan persentase serangan sebesar 9,18%. Sementara itu, Indonesia berada di posisi ketiga dengan jumlah serangan sebesar 8,62%, menjadikannya sebagai salah satu negara yang paling rentan terhadap ancaman siber. Hal ini menunjukkan bahwa keamanan siber di Indonesia perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dan penyedia layanan digital.
Di posisi keempat, ada Siprus dengan persentase serangan sebesar 8,45%. Negara ini meskipun relatif kecil, menjadi salah satu target utama serangan siber yang terjadi pada awal tahun 2025. Peretas mungkin menargetkan Siprus karena peran strategisnya dalam lalu lintas internet dan data global.
Negara-negara Eropa juga masuk dalam daftar target utama serangan siber. Prancis berada di posisi kelima dengan 5,18% dari total serangan yang terjadi, diikuti oleh Jerman dengan 4,88%. Ini menunjukkan bahwa meskipun negara-negara ini memiliki sistem keamanan siber yang canggih, tetap menghadapi risiko tinggi dari ancaman siber.
Meksiko mencatatkan persentase serangan sebesar 4,82%, menjadikannya sebagai negara ketujuh dalam daftar ini. Negara ini mengalami peningkatan ancaman siber dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan meningkatnya digitalisasi dalam berbagai sektor.
Singapura, sebagai salah satu pusat teknologi dan keuangan di Asia Tenggara, juga menjadi target serangan siber dengan persentase 3,42%. Posisi Singapura dalam daftar ini menunjukkan bahwa meskipun memiliki sistem keamanan siber yang kuat, negara ini tetap menjadi sasaran bagi para peretas.
Filipina berada di posisi kesembilan dengan persentase serangan sebesar 2,66%. Negara ini semakin rentan terhadap serangan siber seiring dengan peningkatan penggunaan layanan digital di berbagai sektor, termasuk pemerintahan dan bisnis.
India menempati posisi terakhir dalam daftar sepuluh besar dengan persentase serangan sebesar 2,42%. Negara ini memiliki populasi digital yang besar, sehingga menjadi salah satu target utama bagi para pelaku kejahatan siber.
Jenis serangan ke Indonesia.
![]() |
Data radar.cloudflare.com |
Beberapa jenis serangan yang dimitigasi di Indonesia menurut data Cloudflare Radar:
1. DDoS (Distributed Denial of Service) - 80.7%
Serangan ini bertujuan untuk membanjiri server atau layanan dengan lalu lintas berlebihan sehingga membuatnya tidak bisa diakses oleh pengguna yang sah.
2. WAF (Web Application Firewall) - 18.0%
Sistem ini digunakan untuk menyaring dan memantau lalu lintas HTTP guna mencegah serangan terhadap aplikasi web, seperti SQL Injection dan Cross-Site Scripting (XSS).
3. JUAM (Just Use Another Method) - 1.2%
Kemungkinan mengacu pada metode alternatif yang digunakan untuk menangani lalu lintas serangan yang tidak bisa dimitigasi dengan cara konvensional.
4. AR (Access Rules) - 0.1%
Metode mitigasi berbasis aturan akses yang membatasi permintaan dari sumber tertentu yang mencurigakan.
5. BM (Bot Management) - 0.003%
Sistem yang digunakan untuk mendeteksi dan memitigasi bot jahat yang mencoba menyerang layanan digital.
6. API Shield - 0.00003%
Proteksi terhadap API dari penyalahgunaan atau serangan otomatis yang berbahaya.
7. D.I.P (tidak ada aktivitas terdeteksi - 0.0%)
Tidak ada serangan yang dimitigasi dengan metode ini selama periode pengamatan.
Dari data ini, terlihat bahwa serangan DDoS menjadi ancaman terbesar di Indonesia, diikuti oleh upaya perlindungan melalui firewall aplikasi web (WAF).
Laporan Radar Cloudflare ini memberikan gambaran yang lebih luas tentang pola serangan siber di berbagai negara. Informasi mengenai serangan Layer 7 mencakup permintaan yang dimitigasi.
Selain itu, teknik mitigasi yang paling sering digunakan, serta tren volume serangan dari waktu ke waktu. Data ini sangat penting bagi negara-negara yang ingin meningkatkan sistem keamanan siber.
Analisis dari grafik "Distribusi serangan lapisan aplikasi" menunjukkan bahwa sebagian besar serangan berasal dari negara-negara dengan infrastruktur digital besar.
Keamanan siber menjadi aspek yang semakin krusial dalam era digital ini. Dengan semakin kompleksnya serangan yang terjadi, diperlukan strategi yang lebih canggih untuk melindungi data dan infrastruktur digital.
"lokasi atau autonomous system number (ASN) yang dipilih adalah sumber permintaan yang dimitigasi. Untuk grafik "Distribusi serangan layer aplikasi", grafik Lokasi Asal menunjukkan asal serangan yang menargetkan lokasi yang dipilih dan grafik Lokasi Target menunjukkan lokasi target serangan yang berasal dari lokasi yang dipilih. Wawasan "Distribusi serangan layer aplikasi" tidak tersedia di tingkat ASN," jelas Cloudflare.