cover | topik.id |
Banyak pengguna aplikasi kencan online yang tertarik bukan semata-mata untuk menemukan pasangan hidup, melainkan untuk hiburan dan rasa ingin tahu. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi ini lebih dari sekadar media untuk mencari pasangan, tetapi menjadi sarana interaksi sosial juga.
Mayoritas responden yang terlibat dalam survei ini berasal dari kalangan menengah ke atas, memiliki pekerjaan, dan tinggal di Pulau Jawa. Data ini mengindikasikan bahwa pengguna aplikasi kencan umumnya memiliki akses yang lebih luas terhadap teknologi dan internet.
"Mayoritas responden adalah Gen Z dan Milenial, dari kelas menengah ke atas, bekerja, dan sebagian besar tinggal di Pulau Jawa," tulis dalam laporan Populix yang diterima topik.id, Sabtu (28/12/2024).
Meskipun populer, banyak pengguna yang skeptis terhadap keamanan aplikasi kencan. Pengalaman negatif yang dilaporkan sebanyak 56% pengguna, termasuk kasus penipuan dan perilaku tidak pantas, membuat pengguna lebih berhati-hati dalam menggunakan platform ini.
"Pengguna tertarik pada aplikasi kencan terutama untuk kesenangan, rasa ingin tahu, dan interaksi sosial, menunjukkan keyakinan luas bahwa layanan ini tidak selalu mengarah pada pencarian kehidupan mitra. Skeptisisme ini mungkin berasal dari kekhawatiran tentang keamanan aplikasi, yang menyebabkan masyarakat melakukan hal tersebut tinjau profil dengan cermat dan bagikan informasi pribadi dengan hati-hati," ungkap laporan itu.
Sebanyak 56% pengguna melaporkan pengalaman negatif saat menggunakan aplikasi kencan. Masalah seperti penipuan profil dan bahasa yang menyinggung sering kali menjadi keluhan utama. Situasi ini memperkuat stigma negatif terhadap aplikasi semacam ini.
Seiring meningkatnya popularitas aplikasi kencan, pentingnya langkah-langkah keamanan semakin ditekankan. Penyaringan pengguna dan kebijakan privasi yang ketat menjadi kebutuhan mendesak untuk mengurangi risiko penipuan dan pelecehan.
Karena kekhawatiran akan keamanan, banyak pengguna memilih untuk memeriksa profil dengan teliti dan berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk perlindungan diri dari potensi risiko yang ada.
Penggunaan aplikasi kencan juga memiliki dampak sosial yang beragam. Bagi sebagian orang, aplikasi ini membuka peluang untuk menjalin hubungan baru. Namun, bagi yang lain, pengalaman negatif justru memunculkan sikap lebih waspada terhadap interaksi online.
Tinder dan Tantan menjadi dua platform yang paling sering digunakan, menunjukkan dominasi mereka dalam industri kencan online. Popularitas ini didukung oleh fitur-fitur menarik yang mempermudah pengguna untuk terhubung dengan orang lain.
"56% pengguna mendapatkan pengalaman negatif pada aplikasi kencan, termasuk kasus penipuan profil atau bahasa yang menyinggung dari mitra, berdampak pada sikap hati-hati pengguna menuju platform ini. Hal ini menyoroti prevalensi penipuan dan perilaku yang tidak pantas, mendorong pengguna untuk berhati-hati saat berinteraksi. Ketika layanan kencan online mendapatkan popularitas, pentingnya keamanan langkah-langkah dan penyaringan pengguna menjadi semakin jelas," terangnya.
Sebagai catatan, mempertimbangkan untuk mencoba aplikasi kencan, penting untuk memahami risiko yang mungkin terjadi. Hindari berbagi informasi pribadi secara sembarangan dan selalu waspada terhadap profil yang mencurigakan.