Kantor NASA Armstrong | @nasa |
Salah satu pencapaian besar NASA Armstrong pada 2024 adalah peluncuran perdana pesawat penelitian supersonik X-59 yang senyap. Desain inovatif X-59 bertujuan untuk mengurangi ledakan sonik yang terjadi saat pesawat terbang supersonik, yang selama ini menjadi penghalang bagi penerbangan supersonik komersial. Jika berhasil, pesawat ini dapat membuka jalan bagi penerbangan supersonik di atas daratan, menawarkan pengalaman terbang yang lebih cepat dan senyap bagi penumpang. Keberhasilan X-59 akan menjadi tonggak sejarah baru dalam dunia penerbangan.
"Tengah mempersiapkan diri untuk misi masa depan. Penerbangan supersonik, pesawat generasi berikutnya, mobilitas udara canggih, perubahan iklim, eksplorasi manusia di luar angkasa, dan inovasi berikutnya hanyalah beberapa topik yang menjadi fokus para peneliti, teknisi, dan tim pendukung misi kami pada tahun 2024," ungkap NASA di laman resminya, dikutip Minggu (22/12/2024).
Selain itu, NASA Armstrong juga mengawali tahun ini dengan melibatkan diri dalam penelitian udara global. Sepanjang paruh pertama tahun 2024, tim peneliti bekerja sama dengan peneliti internasional untuk mempelajari kualitas udara di seluruh Asia. Penelitian ini merupakan bagian dari upaya global untuk memahami kualitas udara yang kita hirup, dengan fokus pada polusi dan dampaknya terhadap kesehatan manusia serta lingkungan. Kegiatan ini menambah wawasan baru mengenai peran polusi dalam perubahan iklim dan memberi kontribusi besar bagi diskusi global mengenai solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Penelitian ilmiah NASA juga menjangkau luar angkasa. Pada tahun 2024, peneliti yang didanai NASA melakukan eksperimen di atas roket suborbital komersial untuk mempelajari bagaimana perubahan gravitasi yang terjadi selama penerbangan antariksa dapat memengaruhi biologi tanaman. Ini merupakan langkah awal untuk memahami bagaimana organisme hidup beradaptasi dengan kondisi luar angkasa, sebuah topik yang sangat penting untuk misi jangka panjang ke planet lain.
Tim simulasi NASA Armstrong juga bekerja keras dalam merancang simulator X-66 NASA, yang dirancang untuk mensimulasikan penerbangan pesawat masa depan dalam lingkungan yang aman. Simulator ini menggunakan kokpit MD-90, yang memungkinkan pilot dan teknisi untuk menguji berbagai skenario kehidupan nyata tanpa harus melakukan penerbangan langsung. Hal ini tidak hanya akan membantu meningkatkan keamanan penerbangan, tetapi juga menjadi alat yang sangat berguna untuk penelitian teknologi penerbangan terbaru.
Tak hanya itu, para insinyur di NASA Armstrong berhasil menyelesaikan dan menguji model desain sayap pesawat yang diperkuat rangka. Model ini menjadi dasar bagi peningkatan aerodinamika pesawat komersial yang lebih efisien. Dengan pengujian ini, diharapkan pesawat-pesawat di masa depan akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam hal konsumsi bahan bakar dan performa, sehingga lebih ramah lingkungan dan ekonomis.
Misi Mobilitas Udara Canggih NASA juga berfokus pada pesawat-pesawat inovatif seperti taksi udara elektrik. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan cara baru bagi penumpang dan kargo untuk bergerak dengan efisien di dalam dan antar kota. Tim NASA telah memulai pengujian menggunakan simulator penerbangan realitas virtual khusus untuk menguji pengalaman naik taksi udara, sebuah langkah yang penting untuk memastikan kenyamanan penumpang dalam penggunaan transportasi udara masa depan.
Salah satu alat yang sangat membantu dalam mendukung proyek mobilitas udara ini adalah perangkat lunak OVERFLOW yang dikembangkan oleh NASA. Perangkat lunak ini digunakan untuk memprediksi kebisingan pesawat dan kinerja aerodinamis dari berbagai desain pesawat baru. Dengan alat ini, produsen dapat menguji desain pesawat mereka sebelum diproduksi, yang pada akhirnya akan menghemat waktu dan biaya. Selain itu, OVERFLOW juga memberikan kontribusi penting dalam menciptakan pesawat yang lebih ramah lingkungan.
Teknologi penerbangan otonom juga menjadi fokus utama NASA Armstrong. Teknisi di pusat penelitian ini merancang pod kamera dengan sensor yang akan membantu mempercepat pengembangan visi komputer untuk pesawat terbang otomatis. Pod ini diuji di Pusat Antariksa Kennedy di Florida dan diharapkan dapat berkontribusi besar dalam pengembangan pesawat otonom yang lebih aman dan efisien.
NASA Armstrong juga merayakan kemajuan penting dalam misi Quesst, yang melibatkan pengujian mesin untuk pesawat eksperimental supersonik X-59. Pengujian mesin ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan pesawat supersonik yang tidak hanya cepat tetapi juga lebih ramah lingkungan dengan mengurangi kebisingan ledakan sonik yang biasanya terdengar saat pesawat terbang melebihi kecepatan suara.
Pada bulan Februari dan Maret, NASA bergabung dengan peneliti internasional dalam penyelidikan polusi udara di Asia. Menggunakan pesawat DC-8 dan Gulfstream III, tim NASA mengumpulkan data tentang kualitas udara di wilayah Filipina, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Taiwan. Data ini, yang dikombinasikan dengan pengamatan dari satelit dan darat, membantu memperkaya diskusi global mengenai asal-usul polusi dan bagaimana cara terbaik untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan.
Tim NASA Armstrong juga bekerja untuk mengembangkan instrumen ilmiah generasi berikutnya. Salah satunya adalah pesawat Gulfstream IV, yang telah dimodifikasi untuk mengakomodasi instrumen sains terbaru yang akan mengumpulkan informasi medan Bumi dengan cara yang lebih canggih dan mudah dirawat. Teknologi ini memungkinkan pengumpulan data yang lebih akurat dan lebih cepat, yang sangat penting untuk penelitian iklim dan atmosfer.
"NASA Armstrong mengawali tahun 2024 dengan peluncuran perdana pesawat penelitian supersonik X-59 yang senyap. Melalui desain unik X-59, NASA bertujuan untuk mengurangi ledakan sonik agar lebih senyap, yang berpotensi membuka masa depan bagi penerbangan supersonik komersial di darat," jelasnya.
ER-2 dan King Air juga berperan penting dalam pengujian instrumen antariksa di lingkungan suborbital. Salah satu misinya adalah untuk memvalidasi data yang dikumpulkan oleh satelit PACE tentang lautan, atmosfer, dan permukaan Bumi. Penelitian ini sangat penting untuk memahami kondisi atmosfer kita dan memantau perubahan yang terjadi, yang dapat membantu dalam merancang solusi untuk mengatasi perubahan iklim.
Salah satu misi lain yang dijalankan oleh NASA Armstrong adalah pengumpulan data tentang ekosistem global dan bencana alam. Menggunakan wahana C-20A, tim NASA terbang di atas wilayah yang terkena dampak bencana seperti Badai Milton, mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk merespons bencana dengan lebih efektif di masa depan. Penelitian ini juga berkontribusi pada pemahaman lebih dalam mengenai perubahan permukaan tanah yang terjadi akibat aktivitas manusia maupun bencana alam.
"Sepanjang paruh pertama tahun ini, NASA dan peneliti internasional mempelajari kualitas udara di seluruh Asia sebagai bagian dari upaya global untuk lebih memahami udara yang kita hirup. Kemudian pada tahun itu, untuk pertama kalinya, seorang peneliti yang didanai NASA melakukan eksperimen di atas roket suborbital komersial, mempelajari bagaimana perubahan gravitasi selama penerbangan antariksa memengaruhi biologi tanaman," terangnnya.
Dengan semua pencapaian ini, NASA Armstrong terus berada di garis depan dalam penelitian dan pengembangan teknologi penerbangan dan eksplorasi luar angkasa. Dari pesawat supersonik hingga pesawat terbang otonom dan mobilitas udara canggih, semua ini adalah bagian dari misi besar NASA untuk menjelajahi dan memahami alam semesta demi kepentingan umat manusia. Setiap inovasi yang dicapai akan membuka kemungkinan baru dalam dunia penerbangan dan eksplorasi antariksa, mempercepat penelitian, dan memberikan manfaat besar bagi kehidupan di Bumi.
"Ini hanyalah beberapa dari sekian banyak upaya penelitian inovatif Armstrong NASA yang mendukung misi NASA untuk menjelajahi rahasia alam semesta demi kepentingan semua orang," terangnya.